LAPORAN
PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
FISIS DASAR I
“KOMPONEN
DAN ALAT UKUR LISTRIK”
NAMA : ADRIADIPA
SAIDIN T
NIM : H21110008
KELOMPOK : I
ASISTEN : NUR HARMILA SARI
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.LATAR
BELAKANG
Untuk mengetahui
besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur
listrik.Awalnya dipakai
alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari
skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya
tinggal membaca pada layar
display.
Bahkan dalam satu
alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran, misalnya
tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multimeter. Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat
ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan
saja, atau daya listrik saja.
Sampai
saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis. Namun alat ukur digital makin luas
dipakai, karena harganya makin terjangkau,
praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.
I.2.Ruang Lingkup
Pada percobaan ini dilakukan
pengukuran pada komponen listrik seperti resistor dan kapasitor sesuai dengan
bahan yang digunakan serta alat yang diperlukan dengan tujuan untuk mengukur
besar arus, hambatan, serta tegangan. Selain menggunakan alat ukur, arus dan
hambatan juga dapat ditentukan berdasarkan teori seperti menghitung besar arus
dan hambatan pada warna cincin yang ada di resistor.
I.3. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah :
1.
Merancang dan membuat catu daya dengan keluaran yang
bervariasi.
2.
Memahami prinsip kerja berbagai macam catu daya.
1.1
WAKTU
DAN TEMPAT PERCOBAAN
Percobaan
Catu Daya ini dilakukan pada hari Selasa, 05 Oktober 2010, pukul 08.00 – 11.00
WITA, di Laboratorium Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Alat
Ukur Listrik
Untuk mengetahui
besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat
ukur listrik.
Ada
beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami,
diantaranya alat ukur, akurasi, presisi,
kepekaan, resolusi, dan kesalahan.
a. Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu
kan nilai atau besaran dari kuantitas atau variabel.
b. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca
pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
c. Presisi, hasil pengukuran yang
dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan
lainnya.
d. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau
tanggapan alat ukur perubahan input atau variabel yang diukur.
e. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai
pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
f. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel
yang diukur.
Ukuran
Standar Kelistrikan
Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting,
karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh
komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan
kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan,
kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperature.
1.Standar amper
menurut
ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada
dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1
meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 ×
10-7 newton/m panjang.
2.Standar
resistansi
menurut
ketentuan SI adalah kawat alloy man ganin resistansi 1(2 yang memiiki tahanan listrik tin
ggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari
perubahan temperatur atmosfer.
3.Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip
huruh H memiiki dua elektrode, tabung elektrode
positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit
cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan
elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4.Standar Kapasitansi
menu rut
ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan
SI, den gan men ggunakan sistem jemba tan Maxwell,
den gan diketahui resistansi dan frekuensi
secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).
5.Standar Induktansi
menurut
ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi,
den gan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
6.Standart
temperatur menurut ketentuan SI, diukur den gan derajat
kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik
acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih.
Air menjadi es sama den gan 0° celsius = 273,160 kelvin, air mendidih 100°C.
7.Standar
luminasi cahaya menurut ketentuan SI,
Sistem Pengukuran
Ada dua sistem
pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem analog berhubungan
dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu,
misalnya penunjukan temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum
pada skala meter, atau penunjukan skala
elektronik (Gambar.2a).
Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data
digital. Penunjukan angka digital berupa
angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan waktu. Penunjukan display dari tegangan atau arus dari meter digital berupa
angka tanpa harus membaca dari skala
meter. Sakelar pemindah frekuensi pada pesawat HT juga merupakan angka digital dalam bentuk digital (Gambar.2b).
Osiloskop
Osiloskop termasuk
alat ukur elektronik, digunakan untuk
melihat bentuk gelombang, menganalisis
gelombang, dan fenomena lain dalam rangkaian
elektronika . Dengan osiloskop
dapat melihat amplitudo tegangan dan gelombang kotak, oleh karena itu harga rata-rata, puncak, RMS (root mean square), maupun harga puncak kepuncak atau Vp-p dari
tegangan dapat kita ukur. Selain itu, juga hubungan
antara frekuensi dan phasa antara dua
gelombang juga dapat dibandingkan. Ada
dua jenis osiloskop, yaitu osiloskop
analog dan osiloskop digital.
Data
Teknik Osiloskop
·
Arah Vertikal
Menampilkan Kanal-1 (K-1) atau Kanal-2 (K-2), Kanal-1 dan
Kanal-2 AC atau chop Menjumlah atau Mengurangkan nilai
Kanal-1 dan Kanal-2
Tampilan X-Y : Melalui K-1 dan K-2 (K-2 dapat dibalik/ diinvers)
Lebar-Pita : 2 x 0 . . . . 40 MHz (-3d
B)
Kenaikan waktu : 7 ns,
simpangan: < 1%
Koefisien : di set 1 mV/cm . . .
20V/cm ± 3%
Impedansi
Input : 1 MΩ II 20 pF
Kopel Input : DC-AC-GND (Ground)
Tegangan Input maks. : 400 V
·
Arah Horisontal:
Koefisien
waktu: 21 × 0,5 s sampai 100 ns/cm ± 3% (1-2-5 bagian), Lebar-pita penguat-X: 0................. 2,5
MHz (-3dB)
·
Pembeda
Ukuran layar : 8 × 10 cm, raster dalam
Tegangan akselarasi
: 2000 V
Kalibrator : generator kotak 1 kHz
atau 1 MHz
Output : 0,2 V ± 1%
2.Komponen Elektonika
1.RESISTOR
Resistor adalah elemen dari jaringan listrik dan sirkuit elektronik dan
di mana-mana di sebagian besar peralatan elektronik. Praktis resistor dapat
dibuat dari berbagai senyawa dan film, serta resistensi kawat (kawat terbuat
dari paduan Resistivitas tinggi, seperti nikel / krom). Karakteristik utama
dari sebuah resistor adalah resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan
power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan,
dan induktansi. Kurang terkenal adalah perlawanan kritis, nilai yang disipasi
daya di bawah batas maksimum yang diijinkan arus, dan di atas batas yang
diterapkan tegangan. Perlawanan kritis tergantung pada bahan yang merupakan
resistor dan juga dimensi fisik, melainkan ditentukan oleh desain. Resistor
dapat diintegrasikan ke dalam sirkuit hibrida dan dicetak, serta sirkuit
terpadu. Ukuran, dan posisi lead (atau terminal) yang relevan dengan peralatan
desainer; resistor harus secara fisik cukup besar untuk tidak terlalu panas
ketika menghilangkan kekuasaan mereka.
Tahanan merupakan komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan tertentu dan disebut pula sebagai resistor. Resistor dikategorikan menjadi 2, yaitu :1. Resistor linear : resistor yang bekerja sesuai dengan hukum ohm.
Tahanan merupakan komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan tertentu dan disebut pula sebagai resistor. Resistor dikategorikan menjadi 2, yaitu :1. Resistor linear : resistor yang bekerja sesuai dengan hukum ohm.
Simbol sirkuit untuk resistor linear diperlihatkan pada gambar berikut
dan unit satuannya
adalah ohm (simbol huruf yunani omega, W).
Satuan lain yang umum dipangkatkan tiga.
kiloohm (KW)
1000 ohm
megaohm (MW)
1000000 ohm
2. Resistor non linear : dimana
perubahan nilai karena kepekaan tertentu
a)
Fotoresistor : peka
terhadap cahaya
b)
Thermistor : peka
terhadap panas
c)
Resistor yang
tergantung pada tegangan listrik
Tanda
Warna
Secara fisik dan umum nilai resistor ditunjukkan oleh kode -kode warna
berupa gelanggelang
warna yang ada pada resistor tersebut. Besarnya nilai gelang
diperlihatkan pada tabel kode warna berikut :
Kerusakan yang sering terjadi yang paling umum pada resistor adalah
putusnya tahanan.
Untuk menguji suatu tahanan, tahanan tersebut dilepas terlebih dahulu
dari rangkaian dan dihubungkan ke ohmmeter. Jika tahanan masih baik maka pada
ohmmmeter akan menunjukkan sebuah nilai yang masih dalam batas toleransinya.
2.KAPASITOR
Kapasitor banyak digunakan dalam sirkit elektronik dan mengerjakan
berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan komponen penyimpan muatan
listrik yang dibentuk dari dua permukaan yang berhubungan tapi dipisahkan oleh
satu penyekat. Bila elektron berpisah dari satu plat ke plat lain akan terdapat
muatan diantara kedua plat medium penyekat tadi. Muatan ini diseb abkan oleh
muatan positif pada plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada plat yang
memperoleh elektron. Apabila diantara kedua plat diberikan tegangan 1 volt maka
kapasitor dapat menyimpan muatan listrik sebesar 1 coulomb, maka kapasitas dari
kapasitor tersebut adalah 1 farad. Maka besarnya kapasitansi dapat dihitung
dengan rumus :
Kapasitansi C = ( Muatan Q / Tegangan V
)
Setiap Kapasitor memiliki batas tegangan yang jika dilewati akan
menyebabkan kerusakan. Batas tegangan tersebut dinamakan breakover voltage atau
working voltage, sebelum kapasitor digunakan dalam sebuah rangkaian kita harus
mengetahui tegangan tertinggi yang mungkin terjadi pada rangkaian tersebut.
Tegangan kapasitor harus melebihi tagangan yang mungkin akan terjadi.
Pengisian
Kapasitor
Ketika saklar S ditutup, tegangan Vs akan menyebabkan arus mengalir ke
dalam salah satu sisi kapasitor dan keluar dari sisi yang lainnya, arus ini
tidak tetap karena ada penyekat dielektrik sehingga arus menurun ketika muatan
pada kapasitor meninggi sampai VC=VS ketika i=0
Pengosongan
Kapasitor
Pengosongan kapasitor hampir sama dengan pengisian, dengan
dihilangkannya supply sirkuit menjadi terhubung singkat. Ketika saklar S
dibuka, arus mengalir dari salah satu sisi kapasitor yang mengandung muatan
listrik ke sisi yang lainnya. Ketika VC menjadi nol maka arus juga menghilang.
Kalau dihubungkan dengan sirkuit ac (bolak-balik), kapasitor akan terisi oleh
tegangan searah dan kemudian menutup aliran arus selanjutnya, serta kapasitor
akan terisi dan kosong secara kontinyu dan arus bolak -balik mengalir dalam
sirkuit.
3.INDUKTOR
Bentuk dasar sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah
koil seperti gambar berikut : jika terdapat arus yang mengalir pada induktor
maka akan terbentuk medan magnet, jika arus tersebut berubah maka medan magnet
tersebut akan berubah pula. Jika arus meningkat maka medan magnet juga akan
meningkat. Perubahan medan magnet ini akan menginduksi suatu tegangan pada
koil. Hal ini terjadi karena suatu sifat yang disebut dengan induksi diri atau
sering disebut dengan induktansi. Induktasi adalah ukuran kemampuan sebuah
induktor untuk membangkitkan suatu tegangan induksi sebagai akibat dari
perubahan arus yang mengalir pada induktor.
Induktor dapat menyimpan energi di dalam medan magnet yang dihasilkan
oleh arus. Induktor dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Induktor dapat
menyimpan energi di dalam medan magnet yang dihasilkan oleh arus. Besar energi
dinyatakan dengan rumus : W = ½.L.I2
dimana :
W = energi dalam Joule
L
= induktansi dalam Henry
I
= arus dalam Ampere
Pengujian
Induktor
Kerusakan yang sering terjadi adalah putus.Untuk menguji induktor, kedua
ujungnya dihubungkan dengan ohmmeter. Jika induktor putus maka jarum penunjuk
ohmmeter tidak akan bergerak atau menunjukkan nilai tak terhingga. Jika induktor
masih bagus akan menunjukkan nilai tertentu tergantung dengan jumlah lilitan
yang ada pada induktor tersebut. Terkadang jika induktor terlalu panas sehingga
pelindung lilitan meleleh maka satu lilitan atau lebih akan bersentuhan keadaan
ini dapat diketahui dengan melihat nilai ohmmeter cenderung mendekati angka
nol. Namum akan lebih baik jika alat ukur yang akan digunakan dalam pengujian
induktor ini adalah LC Meter karena jika hanya satu lilitan atau beberapa
lilitan ohmmeter akan menunjukkan induktor masih dalam keadaan baik.
4.DIODA
Diode modern dibuat dari bahan semikonduktor. Pada mulanya diode dibuat
dari bahan germanium karena bahan ini lebih mudah dipakai untuk memurnikan
bahan dasar apabila dibandingkan dengan silikon, namun semua peralatan
germanium mempunyai kelemahan yaitu akan rusak bila suhu naik. Setelah
pemurnian silikon mencapai tingkat yang dibutuhk an, peralatan silikon mulai
muncul. Sekarang pasaran semikonduktor benarbenar dikuasai oleh silikon. Diode
merupakan bahan dengan 2 terminal dan terbentuk dari dua jenis semikonduktor
(silikon jenis n dan silikon jenis p) yang tersambung. Bahan ini mampu dialiri
arus secara relatif mudah dalam satu arah. Diode dibuat dalam berbagai bentuk
dan ukuran serta amat berguna. Pada simbol diode menyerupai anah panah yang
menunjukkan arah aliran arus listrik.
Forward
Bias dan Reverse Bias
Apabila anoda atau katoda sebuah dioda
diberikan suatu tegangan maka kondisi dioda dalam keadaan forward bias
(mendapat tegangan maju) atau reverse bias (mendapat tegangan mundur). Kondisi
tersebut dapat digambarkan pada rangkaian berikut. pada kondisi forward bias,
dioda menghantarkan arus listrik dari anoda ke katoda dan mengaliri rangkaian
dan dioda dalam keadaan on, sedangkan jika katoda dari dioda diberikan tegangan
positif maka kondisi dioda adalah reverse bias dan dioda tidak dapat
menghantarkan arus listrik atau keadaan dioda adalah off.
BAB
III
Metodologi
Percobaan
A. Alat dan
Bahan
Ø Alat
1. Kit
Praktikum
merupakan alat pelengkap praktikum
2. Multimeter
merupakan alat untuk mengukur arus, tegangan
dan hambatan
3. Osiloskop
Dapat
mengukur dan menampilkan tegangan searah serta dapat menampilkan tegangan
sinusoidal. Dapat juga menampilkan berbagai bentuk gelombang yang ditemukan
dalam rangkaian elektronik.
4. Signal
Generator, untuk masukan isyarat
sinusoida
5. Kabel
Jumper, digunakan untuk menghubunhkan komponen elaktronik dalam rangkaian
6. Papan
VCB, berfungsi sebagai papan rangkaian
Ø Bahan
1. Kapasitor,
merupakan komponen penyimpan muatan listrik yang dibentuk dari dua permukaan
yang berhubungan tapi dipisahkan oleh satu penyekat.
2. Resistor,
merupakan sebuah tahan dalam alat elektronik
3. Induktor,berfungsi menyimpan energi di dalam medan magnet yang
dihasilkan oleh arus.
4. Dioda,
menghantarkan arus listrik
B. Prosedur
Percobaan
Percobaan I “Mengukur
arus arus dan hambatan dengan alat ukur”
a) Menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
b) Menentukan
resistansi resistor dengan melihat kode warnanya
c) Menguji
atau kalibrasi alat praktikum
d) Meletakkan
resistor pada papan VCB
e) Menghubungkan
catu daya dengan rangkaian
f) Mengukur
arus dan hambatan pada resistor dengan menggunakan multimeter
g) Mencatat
semua hasil percobaan.
Percobaan II “Pengisian
dan Pengosongan muatan kapasitor”
a) Mengambil
catu daya dan multimeter serta resistor sebanyak 2 buah dan kapasitor sebanyak
4 buah, untu masing – masing 1 resistor dan 2 kapasitor untuk rangkaian
pengisisan dan pengosongan muatan kapasitor.
b) Merangkai
alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di buku penuntun percobaan.
c) Mengukur
besar arus serta hambatan setiap rangkaian tersebut.
d) Mencatat
semua data hasil percobaan ini.
Pembahasan
Dari percobaan ini, resistor memiliki berbagai warna cincin dan
masing-masing warna memiliki nilai toleransi yang berbeda. Arus dan hambatan
pada resistor ini diukur dengan menggunakan rumus sesuai dengan teori serta
diukur dengan alat ukur yaitu catu daya dan multimeter.
Hasil data hambatan resistor yang didapat dengan teori yaitu sedikit
berbeda dari data hasil pengukuran dengan alat ukur. Besar hambatan dengan alat
ukur lebih kecil karena adanya ketidaktelitian khususnya mata saat melihat dan
menggunakan alat ukur.
Pengukuran resistor dengan catu daya dan multimeter memiliki memiliki
arus yang berbeda-beda pada masing-masing resistor 1, 2, dan 3 yaitu ; 2,75 mA;
12,5 mA; 1,6 mA; 1 mA; dan 12,5 mA, tetapi tegangan (Ɛ) dan hambatannya (V)
tetap sama yaitu 12 volt dan 13 ohm,kecuali untuk V5.
Sehingga menghasilkan besar daya (P) yang berbeda-beda pada masing-masing
resistor yang diukur.
Pada pengisian muatan kapasitor didapatkan besar tegangan keluaran yaitu
: 13 volt, sedangkan saat pengosongan muatan kapasitor tidak didapatkan besar
tegangan keluaran. Hal ini terjadi karena memang pada dasarnya yang namanya
pengosongan tegangan yang masuk akan habis keluar, artinya V0
= 0.
BAB
V
PENUTUP
V.1.
Kesimpulan
1. Alat
ukur ideal yang sempurna dalam segala hal sangat diperlukan untuk memenuhi
syarat dasar semua alat ukur bahwa alat yang dipakai tidak menghambat sistem
yang sedang diukur.
2. Besar
arus dan hambatan pada komponen listrik seperti resistor dan kapasitor dapat
dihitung melalui alat ukur dan dengan rumus berdasarkan teori.
3. Alat
ukur yaitu catu daya sangat diperlukan untuk mengukur besar arus dan hambatan
pada komponen-komponen listrik seperti resistor.
4. Besar
arus dan hambatan juga dapat diukur dengan cara merangkai komponen listrik
seperti percobaan pengisian dan pengosongan muatan kapasitor.
V.2
SARAN
Adapun saran untuk laboratorium dan
asisten, sebagai berikut :
V.2.1
Saran Untuk Laboratorium
1.
Peralatan
Laboratorium sudah cukup menunjang pelaksaan praktikum. Tetapi ada beberapa
alat yang mestinya sudah harus diganti karena sudah tidak layak digunakan.
.
2.
Ruangan
laboratorium harus lebih luas, supaya pada saat menjalankan praktikum semua
kelompok tidak berdekatan atau berdempetan karena itu sangat mengganggu
jalannya praktikum.
V.2.2
Saran Untuk Asisten
1.
Penguasaan
materinya bagus,tingkatkan lagi penguasaan materinya.
2.
Ketika
membuat rangkaian bagus, karena disertai penjelasan bagaimana cara merangkaikan
rangkaian tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
"http://id.wikipedia.org/wiki/Muatan_listrik", download tanggal 5 Oktober 2010
"http://id.wikipedia.org/wiki/Kapasitor
", download tanggal 5 Oktober 2010